Gambar: KPH Notoprojo memainkan rebab
source: TropenMuseum
Mungkin sebagian dari kita masih asing dengan sosok
beliau, namun ternyata dimata dunia internasional K.P.H. Notoprojo telah
melanglang buana sampai ke luar angkasa.
Beliau merupakan seniman empu karawitan dan seniman gamelan Jawa yang
dibesarkan di Puro Pakualaman. Terlahir dengan nama Wasi Jolodoro, lahir di
Gunungketur, Pakualaman, Yogyakarta pada 17 Maret 1909. Beliau mahir memainkan
gamelan setelah menjadi abdi dalem Langen
Praja, dan kemudian mendapatkan gelar Ki Tjokrowasito dan pada tahun 1960-an
beliau diberi gelar oleh Pakualaman, Kanjeng Raden Tumenggung Wasitodipuro.
Menurut keterangan dari Wikipedia , Selain bermain di gamelan Kraton Paku
Alaman, ia bermain dengan kelompok-kelompok gamelan ternama lainnya, seperti
Daya Pradangga kemudian menjabat sebagai direktur musik gamelan di stasiun
radio MAVRO (Mataramsche Vereeniging
Radio Omroep) dari tahun 1934, dan Radio
Hosokyoku dari 1942-1945 selama pendudukan Jepang di Indonesia, serta RRI
Yogyakarta setelah kemerdekaan. Beliau juga mendapat kesempatan untuk mengajar
karawitan di luar negeri sejak tahun 1953 dan mengajar di Konservatori Tari
Indonesia, Akademi Seni Tari Indonesia, dan mendirikan sekolah untuk studi
musik vokal Pusat Olah Vokal Wasitodipuro.
Karena keahliannya dalam mengaransemen lagu, Ki Wasitodipuro sempat dituduh
menyusun lagu Genjer-Genjer. Tuduhan
tersebut dibantah dengan mengakui bahwa beliau hanya menggubah musik-musik
untuk gamelan saja. hingga pada era 1962-1992 Ki Wasitodipuro hijrah ke Amerika
Serikat guna mengajar serta menghindari intervensi dalam pengeksplorasian
kreativitas musiknya.
Pada tahun 1977, wahana NASA yaitu Voyager I dan Voyager II yang akan
dikirim ke Jupiter dan Saturnus membawa serta piringan emas yang berisikan pesan-pesan
dan lagu-lagu sebagai salah satu misi untuk berkomunikasi dengan kehidupan luar
bumi.
Indonesia patut berbangga karena gendhing Puspawarna yang liriknya diciptakan oleh Mangkunegara IV
(1853-1881) masuk dalam piringan emas tersebut. Puspawarna dalam rekaman
piringan emas tersebut dimainkan oleh Ki Wasitodipuro. Karya-karya lain yang
masuk dalam rekaman piringan emas itu antara lain adalah Johann Sebastian Bach,
Wolfgang Amadeus Mozart, dan Ludwig van Beethoven.
Karena pengabdiannya terhadap seni gamelan Jawa yang tiada akhir, beliau
pada 2001 diangkat secara resmi sebagai anak kandung Pakualam VII dan saudara
seayah Pakualam VII dengan gelar Kanjeng Pangeran Haryo Notoprojo.
0 Comments