Sejarah Bendera Indonesia: Merah Putih dari seluruh Nusantara






Bendera Indonesia secara resmi diadopsi pada tanggal 17 Agustus 1945, tiga hari setelah berakhirnya Perang Dunia II. Hingga menjadi bendera nasional Indonesia saat mendapat  pengakuan kemerdekaannya dari Belanda pada tahun 1949. 

Catatan paling awal yang menyebut penggunaan bendera merah putih dapat ditemukan dalam Pararaton, menurut sumber ini disebutkan bala tentara Jayakatwang dari Gelang-gelang mengibarkan panji berwarna merah dan putih saat menyerang Singhasari. Hal ini berarti sebelum masa Majapahit pun warna merah dan putih telah digunakan sebagai panji kerajaan, mungkin sejak masa Kerajaan Kediri. Pembuatan panji merah putih pun sudah dimungkinkan dalam teknik pewarnaan tekstil di Indonesia purba. Warna putih adalah warna alami kapuk atau kapas katun yang ditenun menjadi selembar kain, sementara zat pewarna merah alami diperoleh dari daun pohon jati, bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), atau dari kulit buah manggis.
Umbul-umbul Abang-Putih


Kemudian kerajaan Majapahit, yang berkembang dari abad ke-13 sampai abad ke-16 di Jawa timur, dan ini menggabungkan simbolisme warna tradisional: merah untuk keberanian dan putih untuk kejujuran. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul Abang Putih), ternyata Majapahit mempunyai bendera kerajaan yaitu bendera Merah-Putih dan Prajurit Majapahit dinamakan Prajurit Gula Kelapa. Gula Kelapa itu berwarna Merah dan terbuat dari sari buah Kelapa yang berwarna Putih. Ada juga yang menyebutkan bahwa prajurit Majapahit dinamakan Prajurit Getih-Getah seperti yang kita ketahui bahwa Getih itu berwarna Merah dan Getah berwarna Putih.

Mpu Prapanca di dalam buku karangannya Kakawin Nagarakretagama menceritakan tentang digunakannya warna Merah Putih dalam upacara hari kebesaran raja pada waktu pemerintahan Hayam Wuruk yang bertahta di kerajaan Majapahit tahun 1350-1389 M. Menurut Mpu Prapanca, gambar-gambar yang dilukiskan pada kereta-kereta raja-raja yang menghadiri hari kebesaran itu bermacam-macam antara lain kereta Raja puteri Lasem dihiasi dengan gambar buah meja yang berwarna merah. Atas dasar uraian itu, bahwa dalam kerajaan Majapahit warna merah dan putih merupakan warna yang dimuliakan.

Bendera Sisingamangaraja XII
Selain Majapahit dan Singosari, bendera perang yang dimiliki Sisingamangaraja IX yang berasal dari Batak juga memilih warna merah putih sebagai panji perangnya, dimana bentuknya adalah bendera dengan latar warna merah dan putih, serta pedang ganda yang juga berwarna putih. Dua pedang yang digambarkan pada bendera tersebut melambangkan pusaka milik keturunan Sisingamangaraja, yaitu Piso Gaja Dompak.

Sebuah organisasi pelajar Indonesia di Belanda, dibentuk pada awal tahun 1920 di Leiden, yang menjadi sumber kepemimpinan intelektual untuk gerakan nasionalis Indonesia. Asosiasi ini berawal tahun 1908 sebagai Indische Vereeniging yang berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging pada tahun 1922 saat nasionalisme Indonesia berkembang. Kemudian dikenal sebagai Perhimpunan Indonesia pada tahun 1924 dan merupakan pelopor gerakan nasionalis Indonesia, yang menganjurkan kemerdekaan nasional dari Belanda. Mereka mengadopsi bendera merah putih untuk organisasi mereka, dan memiliki kepala banteng di tengahnya. Pada tahun 1928 ini dikibarkan oleh Partai Nasional Indonesia di Bandung. Satu tahun kemudian bendera merah putih pertama dikibarkan saat kongres mahasiswa di Batavia.

Untuk melambangkan tujuan membuang pengaruh Belanda, gerakan kemerdekaan Indonesia merobek bendera Belanda. Sekarang, mengapa mereka merobek warna biru dalam bendera Belanda dan menyisakan merah dan putih, mungkin ada makna simbolis dibalik semua itu: merah dapat dipahami sebagai darah kemanusiaan yang sama atau seperti darah yang tertumpah dalam perang kemerdekaan; Putih bisa dipahami sebagai kemurnian atau warna gula yang banyak ditambang oleh orang Indonesia. Namun, biru dalam bendera Belanda dipahami sebagai berdiri untuk aristokrasi "darah biru", yang oleh kaum nasionalis berusaha untuk ditendang keluar. Jadi para pejuang memutuskan untuk merobek bendera Belanda di atas Hotel Yamato Surabaya sebagai sebuah demonstrasi, dan untuk membarakan perlawanan terhadap penjajah.

“Sang Saka Merah Putih” merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah Putih negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk Bendera Pusaka, bendera Merah Putih yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat Proklamasi dilaksanakan. Tetapi selanjutnya dalam penggunaan umum, Sang Saka Merah Putih ditunjukkan pada setiap bendera Merah Putih yang dikibarkan dalam setiap upacara di Istana Merdeka.

Fatmawati menjahit Bendera Merah-Putih
Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada tahun 1944. Bendera berbahan katun Jepang yang diperoleh dari seorang Jepang. Bahan ini memang pada saat itu digunakan khusus untuk membuat bendera-bendera negara di dunia karena terkenal dengan keawetannya yang berukuran 274 x 196 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI. Sejak tahun 1969, bendera itu tidak pernah dikibarkan lagi dan sampai saat ini disimpan di Istana Merdeka.

Sumber:
https://www.britannica.com/topic/Perhimpunan-Indonesia
http://www.crwflags.com/fotw/flags/id.html
http://www.bintang.com/lifestyle/read/2579120/fatmawati-dan-bendera-pusaka-sang-saka-merah-putih

0 Comments